Jumat, 10 April 2015

Reuni

Pernahkah dalam hidup ini terlintas tuk bisa bertemu dengan masa lalu?
Entah pengalaman sama yang berulang
atau tak sengaja berpapasan dengan sahabat lama yang hilang kontak, mantan atau bahkan musuh?
(err...berat sekali menuliskan kata 'musuh', nyatanya ada yang dulu entah kenapa sirik banget amat guwehh yang seneng banget cari perkata...ssst, enough...on track tyarin!)

Aku sering
Bahkan masih berharap. Dan lucunya ini seperti dihadirkan Allah satu per satu. Bertemu teman diskusi pertama dalam hidup, yang akhirnya menjadi orang yang paling ingin kujitak kepalanya kalau bertemu lagi. Hari itu kami sama berbiru donker ria, nyaris berpandangan selama beberapa detik, akhirnya aku kalah cepat menyapanya. "Desi..? Desi Cantona kan?". Hahaha, nama yang ternyata menyimpan sejuta kerinduan akan masa aku pernah optimal dan down."Masih aja kamu manggil aku itu Dim huehehe..", dan obrolan renyah pun berlanjut. Sebut saja Dimas, seorang yang dulu kenalkan aku arti lain kebijaksanaan, apa itu falsafah hidup dan belajar memahami jiwa, walau akhirnya dia juga yang akhirnya merusak jiwa ini wkwkwkw. Tapi hingga kini, aku tahu dia masih menyimpan rasa bersalah ataupun juga waspada padaku. Dimas menunggui putranya yang sedang bermain di PlayGround bersama bundanya, di mana umar juga bermain ditemani ayahnya. Aku mewajibkan ayah umar yang selalu menemani di setiap wahana, karena itu kompensai akibat kesibukannya di hari kerja. Ohya aku lupa ganti alinea.

Seorang kawan masa SMP yang sama-sama bontot dan besar di tengah keluarga pecinta musik. Wawasan dan refrensi kami nyaris sama, kakak kedua kami pun juga se-SMP dan se-SMU. Dia juga dekat dengan Desy sahabat pertamaku di SMP, yah..lucu lah jika mengingat masa ini. Masa aku kenal dan mengalami liqo diam-diam, sekolah yang sering libur karena gesekan tahun 97-98, masa aku aktif berorganisasi ini itu hingga dari predikat rangking nasional beralih ke -masuk SMU 8 saja tak lolos-, sampai akhirnya masa aku rehat dari peliknya dunia ini tiba...

Masa aku menjadi tiada dalam peradaban, koma dan tak berdaya.


Mata yang hangat dan selalu tajam itu berbicara seakan bersyukur aku sudah sehat normal seperti sedia kala,hihihi....walau pernah ketika SMA kita ada kontak dengan kamu yang sedang menempuh Psikologi UI. Yak, memang tak akan jauh duniamu dari dunia itu. Syukurku bisa bertemu denganmu, kita saling mengenalkan pasangan hidup dan putra kita masing-masing. walau tak ada lontaran maaf antara kita, tapi aku tahu tanpa perlu kita saling ucap. 



*Bersambung....
 Bismillaah dan Alhamdulillah tuk hari ini...mengaji, di traktir pelatihan pastry seharga 300,000 oleh sahabat baruku, estafet temu fiqir pegiat dakwah Tebet..dan susul suam ke acara di Depok. Allah sehatkanku, kuatkanku, dan fokuskanku.... aamiin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar